Lukisan hati,
Saat mulut terkunci tanpa kata,
Hati mula berbicara,
Diterjemah dengan sebuah aksara,
Untuk kau insan yang jauh di sana.
Di bawah pohon aku termenung,
Terimbau setiap kata yang engkau lontarkan,
Adakah sekadar sindiran atau satu gurauan,
Saat ini tiada yang memahami,
Hanya air mata yang menemani,
Tika ini hanya Dia yang mengerti di sebalik lukisan hati.
Kicauan burung berlagu rindu,
Seolah berbicara denganku tentang 'sesuatu',
Aku penat tentang sebuah persepsi manusia,
Yang hanya menghukum tanpa memikirkan perasaan manusia lain,
Inginku lepas, biarkan ia berlalu.
Menyayangi bukan bererti memiliki,
Karena aku, kamu dan kita semua milik Allah yang hakiki,
Jika kenangan yang engkau layarkan,
Mana mungkin aku melupakan,
Andai berjauh diri itu bukan bererti aku pergi,
Tanpa sedar engkau perlu memahami doa itu pengikat hati,
Lukisan hati ini bukan sekadar madah tetapi ia diterjemah saat aku dan Dia tika dinihari
Tiada ulasan:
Catat Ulasan